Senin, 01/08/2011 14:06 WIB
Jakarta, Secara kebetulan, 2 balita di Bogor dan Jakarta terserang sindrom langka sehingga
harus bertahan hidup dengan alat bantu pernapasan. Keduanya kini sama-sama
dievakuasi ke RS Cipto Mangunkusumo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Seperti
diberitakan detikHealth sebelumnya, Shafa Azakia sudah dirawat selama 10 bulan
di RS St Carolus Salemba karena mengidap Guillain Barre Syndrome (GBS). Akibat
sindrom langka tersebut, balita perempuan berusia 4 tahun 7 bulan ini harus
hidup dengan ventilator (alat bantu napas) yang ditanam 15 cm ke dalam tenggorokannya.
Tanpa alat
tersebut, paru-paru Shafa hanya bisa mengembang untuk menghidup udara namun
tidak bisa mengempis untuk mengeluarkannya. Otot pernapasan Shafa tidak
berfungsi normal karena mengalami kelumpuhan setelah susunan saraf perifer
(tepi) diserang GBS.
Selain
Shafa, balita lain yang secara kebetulan terserang sindrom serupa adalah
Muhammad Azka Arriziq asal Bogor. Bocah laki-laki berusia 4 tahun 2
bulan ini telah 10 hari menjalani perawatan di RS Azra, Bogor dan sama-sama tidak bisa bernapas
tanpa bantuan ventilator.
Azka lebih
beruntung dari Shafa yang baru mendapat ventilator setelah 2 hari dirawat,
karena langsung mendapat pertolongan beberapa saat setelah didiagnosis positif
GBS. Meski demikian, kondisi keduanya sama-sama tergolek lemah bahkan sempat
koma berhari-hari.
"Kondisi
Azka saat ini relatif sudah lebih stabil, dalam arti kesadarannya sudah pulih.
Kalau untuk bergerak dan bernapas sendiri, masih belum bisa. Masih pakai
ventilator," ungkap Anto Ariyanto, ayah Azka saat dihubungi detikHealth
melalui telepon, Senin (1/8/2011).
Untuk
mendapat perawatan lebih lanjut keduanya hari ini sama-sama dievakuasi ke RS
Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah mendapat rujukan dari rumah sakit yang
merawat kedua balita tersebut yakni RS St Carolus Salemba dan RS Azra Bogor. Di
RSCM, keduanya akan menjalani observasi kembali.
Sementara
itu Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, kasus GBS ini
sangat langka dan hanya terjadi 1-2 kasus tiap tahunnya di antara 10.000
manusia di dunia. Kebanyakan penderitanya adalah orang dewasa muda, kurang
lebih berusia 30-an tahun.
"Gejalanya
sebenarnya sangat spesifik, dimulai dengan kesemutan di kaki atau tangan lalu
menjalar ke seluruh tubuh. Lama-lama otot jadi lemas, kalau jalan bisa
tiba-tiba jatuh. Sindrom ini jadi sangat berbahaya jika yang diserang adalah
otot pernapasan, karena penderitanya jadi tidak bisa bernapas," ungkap
Menkes saat menengok Shafa di RS St Carolus hari ini.(up/ir)
Aku harus bersaksi tentang perbuatan baik dari Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Saya Husnah dan saya mengambil waktu saya keluar untuk bersaksi Ibu Amanda karena dia akhirnya menawarkan saya.
BalasHapusSaya dan suami saya masuk ke utang yang sangat besar dengan Bank dan kami mencari pinjaman dari perusahaan pinjaman yang berbeda tetapi semua datang ke sia-sia. sebaliknya mereka membawa kita ke dalam lebih banyak utang meninggalkan kami bangkrut sampai saya datang di kontak dengan Ibu Amanda, yang menawarkan pinjaman. Sekarang kita telah akhirnya menetap utang kami dan memulai bisnis baru dengan uang yang tersisa dari pinjaman. Anda dapat menghubungi dia hari ini untuk pinjaman apapun dan jumlah.
Hubungi Ibu Amanda melalui salah satu email berikut. amandaloans@qualityservice.com atau amandarichardson686@gmail.com atau Anda dapat menghubungi saya melalui email saya untuk arahan lebih lanjut ikmahusnah@gmail.com