JPNN
berhasil menghubungi keluarga pasien Rohyati (39), seorang Ibu rumah tangga
yang kini harus menjadi penghuni ruang ICU dengan bantuan alat pernafasan atau
ventilator. Asrop (40), suami Rohyati mengeluhkan kondisi istrinya yang dinilai
sangat membingungkan.
‘’Sebenarnya
ini penyakit apa ya? Yang bisa bergerak cuma matanya saja sedangkan lainnya,
seluruh tubuh tidak bisa bergerak,’’ kata Asrop yang mengaku sehari-hari
bekerja sebagai kuli bangunan itu.
Asrop
menceritakan penyakit GBS yang dialami Rohyati dimulai dari keluhan istrinya
yang merasa sering kelelahan. Dalam beberapa hari, Rohyati juga mengeluh sering
merasakan sakit di tulang punggung bagian belakang, capek-capek dan sering
tidak bisa berdiri.
Rabu (9/8)
lalu istrinya mendadak merasakan kesemutan yang luar biasa dibagian kakinya.
Dan rasa sakit terus menjalar ke bagian tubuh lainnya. Dalam hitungan jam,
Rohyati nyaris mengalami kelumpuhan dan dibawa ke RS terdekat.‘’Kata Dokter
istri saya kena penyakit syaraf dan otot. Tapi kondisinya terus memburuk sampai
tidak bisa bernafas,’’.
Pihak RS akhirnya merujuk Rohyati
untuk segera dibawa ke RSUD Margono, Purwokerto. Rohyati, Ibu rumah tangga yang
gesit itu kini harus terbaring koma menghuni ruang ICU rumah sakit dan
diagnosis terserang GBS.
‘’Waktu di
RS pertama saya sudah bayar Rp1,5 juta. Sekarang katanya satu malam di ruang
ICU Rp500 ribu. Saya baru mau mengurus SKTM, menurut informasi katanya bisa
dapat cuma Rp1,5 juta,’’ kata Asrop saat ditanya mengenai pembiayaan istrinya.
Asrop bukan hanya tidak tahu
dengan penyakit istrinya. Namun juga tidak pernah tahu tentang apa yang mungkin
akan dihadapi ketika istrinya divonis GBS. Karena bila dibandingkan dengan
pasien-pasien GBS seperti Azka, Shafa ataupun Tissa, tentu setoran Asrop
sebesar Rp1,5 juta bukanlah apa-apa.
GBS yang menyerang Azka (4) saat
dirawat di RS Azra Bogor , memakan
biaya hingga Rp100 juta selama 10 hari perawatan. Sedangkan Shafa (4) selama 10
bulan di RS Carolus Jakarta, menghabiskan biaya Rp600 juta dan Tissa (17)
selama dua bulan, sudah menghabiskan biaya Rp350 juta. Sedangkan kepastian
sembuh bagi ketiganya masih belum bisa dipastikan.
‘’Saya cuma seorang buruh biasa.
Kalau dengar informasi katanya sakit GBS itu besar sekali biayanya, tentu kami
sangat tidak mampu. Selama ini kami tidak pernah tahu GBS itu apa,’’ kata Asrop
yang mengatakan belum ada pihak Dinas Kesehatan Banyumas yang datang menjenguk
ke RS meski Menteri Kesehatan sudah mengumumkan bahwa pasien GBS harus
mendapatkan perhatian khusus.
Saat dihubungi JPNN, Jumat malam
(12/8), Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa GBS meski
jarang tapi sekarang sudah banyak ditemukan di Indonesia .
Pihaknya akan semaksimal mungkin melakukan penanganan terbaik bagi
pasien-pasien GBS yang sekarang banyak bermunculan setelah Azka, Shafa dan
Tissa.
‘’Penduduk kitakan banyak. Ada
sekitar 240 juta. Jadi kalau 1:1.000.000 saja, maka ada 240 orang pertahun di Indonesia ,’’
kata Endang.
Setelah langsung memindahkan Azka
dan Shafa ke RSCM Jakarta, serta memberikan perhatian khusus pada Tissa yang
masih dirawat di RS Dharmais, Jakarta ,
Endang yang selama ini sangat aktif terhadap pasien GBS, berjanji akan segera melakukan
penanganan khusus pula pada pasien GBS yang baru ditemukan lagi di Purwokerto.’’Kami
akan cek juga mekanisme pembayarannya. Bila tidak mampu bisa dibantu dengan
SKTM,’’ katanya.
Endang pun meminta seluruh
masyarakat Indonesia
ikut aktif peduli GBS. Saat ini secara independen, informasi mengenai GBS bisa
diakses melalui www.peduligbs.blogspot.com
atau menghubungi nomor 081378362636.
Informasi mengenai Rohyati sendiri, berawal
dari salah satu pembaca web blog ini. Menkes Endang pun mendukung kelompok
independen masyarakat yang saat ini menjadi salah satu wadah informasi penyakit
GBS.’’Terimakasih atas usaha dan informasinya,’’ kata Endang menanggapi
munculnya komunitas peduli GBS.(afz/jpnn)
Aku harus bersaksi tentang perbuatan baik dari Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Saya Husnah dan saya mengambil waktu saya keluar untuk bersaksi Ibu Amanda karena dia akhirnya menawarkan saya.
BalasHapusSaya dan suami saya masuk ke utang yang sangat besar dengan Bank dan kami mencari pinjaman dari perusahaan pinjaman yang berbeda tetapi semua datang ke sia-sia. sebaliknya mereka membawa kita ke dalam lebih banyak utang meninggalkan kami bangkrut sampai saya datang di kontak dengan Ibu Amanda, yang menawarkan pinjaman. Sekarang kita telah akhirnya menetap utang kami dan memulai bisnis baru dengan uang yang tersisa dari pinjaman. Anda dapat menghubungi dia hari ini untuk pinjaman apapun dan jumlah.
Hubungi Ibu Amanda melalui salah satu email berikut. amandaloans@qualityservice.com atau amandarichardson686@gmail.com atau Anda dapat menghubungi saya melalui email saya untuk arahan lebih lanjut ikmahusnah@gmail.com