Selasa, 09 Agustus 2011

Azka dan Shafa dipertemukan di RSCM


Senin, 01/08/2011 14:06 WIB

Jakarta, Secara kebetulan, 2 balita di Bogor dan Jakarta terserang sindrom langka sehingga harus bertahan hidup dengan alat bantu pernapasan. Keduanya kini sama-sama dievakuasi ke RS Cipto Mangunkusumo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, Shafa Azakia sudah dirawat selama 10 bulan di RS St Carolus Salemba karena mengidap Guillain Barre Syndrome (GBS). Akibat sindrom langka tersebut, balita perempuan berusia 4 tahun 7 bulan ini harus hidup dengan ventilator (alat bantu napas) yang ditanam 15 cm ke dalam tenggorokannya.

Tanpa alat tersebut, paru-paru Shafa hanya bisa mengembang untuk menghidup udara namun tidak bisa mengempis untuk mengeluarkannya. Otot pernapasan Shafa tidak berfungsi normal karena mengalami kelumpuhan setelah susunan saraf perifer (tepi) diserang GBS.

Selain Shafa, balita lain yang secara kebetulan terserang sindrom serupa adalah Muhammad Azka Arriziq asal Bogor. Bocah laki-laki berusia 4 tahun 2 bulan ini telah 10 hari menjalani perawatan di RS Azra, Bogor dan sama-sama tidak bisa bernapas tanpa bantuan ventilator.

Azka lebih beruntung dari Shafa yang baru mendapat ventilator setelah 2 hari dirawat, karena langsung mendapat pertolongan beberapa saat setelah didiagnosis positif GBS. Meski demikian, kondisi keduanya sama-sama tergolek lemah bahkan sempat koma berhari-hari.

"Kondisi Azka saat ini relatif sudah lebih stabil, dalam arti kesadarannya sudah pulih. Kalau untuk bergerak dan bernapas sendiri, masih belum bisa. Masih pakai ventilator," ungkap Anto Ariyanto, ayah Azka saat dihubungi detikHealth melalui telepon, Senin (1/8/2011).

Untuk mendapat perawatan lebih lanjut keduanya hari ini sama-sama dievakuasi ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah mendapat rujukan dari rumah sakit yang merawat kedua balita tersebut yakni RS St Carolus Salemba dan RS Azra Bogor. Di RSCM, keduanya akan menjalani observasi kembali.

Sementara itu Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, kasus GBS ini sangat langka dan hanya terjadi 1-2 kasus tiap tahunnya di antara 10.000 manusia di dunia. Kebanyakan penderitanya adalah orang dewasa muda, kurang lebih berusia 30-an tahun.

"Gejalanya sebenarnya sangat spesifik, dimulai dengan kesemutan di kaki atau tangan lalu menjalar ke seluruh tubuh. Lama-lama otot jadi lemas, kalau jalan bisa tiba-tiba jatuh. Sindrom ini jadi sangat berbahaya jika yang diserang adalah otot pernapasan, karena penderitanya jadi tidak bisa bernapas," ungkap Menkes saat menengok Shafa di RS St Carolus hari ini.(up/ir)

1 komentar:

  1. Aku harus bersaksi tentang perbuatan baik dari Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Saya Husnah dan saya mengambil waktu saya keluar untuk bersaksi Ibu Amanda karena dia akhirnya menawarkan saya.
    Saya dan suami saya masuk ke utang yang sangat besar dengan Bank dan kami mencari pinjaman dari perusahaan pinjaman yang berbeda tetapi semua datang ke sia-sia. sebaliknya mereka membawa kita ke dalam lebih banyak utang meninggalkan kami bangkrut sampai saya datang di kontak dengan Ibu Amanda, yang menawarkan pinjaman. Sekarang kita telah akhirnya menetap utang kami dan memulai bisnis baru dengan uang yang tersisa dari pinjaman. Anda dapat menghubungi dia hari ini untuk pinjaman apapun dan jumlah.
    Hubungi Ibu Amanda melalui salah satu email berikut. amandaloans@qualityservice.com atau amandarichardson686@gmail.com atau Anda dapat menghubungi saya melalui email saya untuk arahan lebih lanjut ikmahusnah@gmail.com

    BalasHapus